Senin, 14 Februari 2011

.....senyuuummmm...karena masih banyak hal terindah di duniaaa....

















ketika dunia ini tak seindah harapannmuu....
ketika dunia ini tak seindah bayangannmuu...


maka..
buatlah dunia ini seindah harapan dan bayang mu...


coz..i love my life..

Mungkin Karena Kita Belum Dewasa..^,^

Kok belum datang juga, ya? 

Saya yakin, pertanyaan itu banyak melingkupi para akhwat yang resah menanti jodoh. Kenapa saya hanya menyebut para akhwat? 

Jelas. Karena dalam masyarakat kita masih ada pandangan bahwa akhwat hanya boleh menunggu dan ikhwanlah yang memulai. Jadi, kalau ikhwan merasa sudah 
siap untuk menikah atau sudah menemukan pasangan hidup yang diinginkannya, ia tinggal mengajukan proposal. Hasilnya bagaimana, itu tergantung nanti. Yang pentingkan akhwatnya sudah tahu kalau ada ikhwan yang mau serius dengannya.

Bagaimana dengan akhwat? Memang ada yang bilang kalau akhwat pun boleh mengajukan proposal duluan, tapi adakah akhwat berani yang mau? Mungkin ada, tapi hanya satu dalam seribu. Sangat jarang lah akhwat yang mau mengajukan proposal duluan. Harga diri, tentu menjadi pertimbangan. Karena memang sangat jarang akhwat yang seperti Khadijah, bukan? 

Kita lupakan saja soal itu. Sekarang yang menjadi soal adalah kenapa jodoh belum datang juga? 

Sewaktu saya masih di daerah dulu (di luar Jakarta), pikiran saya memang sangat naif. Saya pikir, seorang akhwat yang sudah lulus kuliah pasti akan langsung dilamar. Kenyataannya memang begitu. Banyak
teman-teman dekat saya yang baru saja diwisuda sibuk mempertimbangkan lamaran yang datang. Ternyata tidak juga. 

Begitu saya kembali ke Jakarta, alangkah terkejutnya saya menemukan banyak akhwat yang sudah lama lulus dari kuliah, sudah bekerja dan sudah sangat siap
menikah (dilihat dari umur) ternyata masih melajang. Tidak tanggung-tanggung usia mereka berkisar 28-30 tahun ke atas. Fenomena macam apa ini? 


Kalau di daerah, tentu saya akan sulit menemukan akhwat berusia di atas 28 masih melajang. Saya juga tidak tahu kenapa. 

Ada teman saya yang bilang bahwa Allah akan memberikan kita jodoh kalau Dia menilai kita sudah dewasa. Saya
tidak tahu teman saya itu mendapatkan sumber dari mana. Tapi ada benarnya juga. 

Saya bertanya kepadanya, definisi dewasa yang seperti apa? Teman saya mengedikkan bahu. Ia juga tidak tahu. Hanya Allah yang tahu. Pokoknya kalau Allah menganggap kita sudah dewasa, dia akan mempertemukan kita dengan jodoh kita. Begitu. 

Hmm, lalu saya mengamati seorang akhwat yang saya lihat sangat dewasa. Dia kalem, lembut dan sabar menghadapi binaan. Sepertinya dia sangat-sangat dewasa. Tapi kok dia belum menikah juga ya? Padahal
dia sudah sekitar lima tahunan lulus dari kuliah.

Lalu, apa yang kurang darinya? Lagi-lagi hanya Allah yang tahu. Sekitar setahun kemudian baru saya tahu jawabnya. Akhwat itu akhirnya menikah, tapi pernikahannya ini sempat membuat kawan terdekatnya
geleng-geleng kepala.

Biasanya orang yang mau menikah itu (apalagi akhwat) dipusingkan oleh, apakah saya bisa menjadi istri yang baik? Apakah saya bisa patuh kepada suami? Apakah saya
bisa menyenangkan suami? Apakah saya bisa
menyelesaikan konflik dalam rumah tangga? Dan lain-lain. 

Tapi akhwat ini berbeda. Ia malah memusingkan segala pernak-pernik pernikahan yang harus berwarna biru,
karena biru adalah warna kesukaannya. Saya jadi berpikir. Mungkin benar Allah baru memberinya jodoh sekarang. Lima tahun lalu, mungkin dia malah lebih tidak dewasa seperti sekarang. Allahu a'lam.

Satu contoh lain yang kembali membuat saya berpikir. Kali ini tentang seorang ikhwan yang sudah berumur di atas 30. Sudah seharusnya ia segera menikah, bukan?
Dan biasanya orang yang sudah berusia di atas 30 tahun itu pemikirannya lebih matang sehingga tidak terlalu memikirkan hal-hal yang sepele dalam memilih calon
pendamping. 

Tetapi ikhwan ini masih menyebutkan satu syarat sepele yang harus dipenuhi akhwat yang akan menjadi pendamping hidupnya. Akhwat itu harus berkulit putih!
Berkulit putih? Tidak salah memang. Tapi apakah hanya akhwat yang berkulit putih saja yang cantik? Akhwat berkulit hitam pun banyak yang cantik. Dan jangan
salah. Artis India itu kebanyakan berkulit hitam manis, Bung! So what?

Coba tanyakan kepada adik/keponakan/siapa saja yang masih ABG di sekitar Anda. Seperti apa pacar yang diinginkannya? Mereka pasti akan menjawab: cakep (cantik), kaya, beken, pinter dan semua hal-hal
duniawi lainnya.

Bandingkan dengan Anda. Apakah Anda masih memakai standar itu dalam memilih pendamping? Berarti pikiran Anda masih seperti adik/keponakan/ orang-orang yang
ada di sekitar Anda yang masih ABG, bukan? 

Memang tidak salahnya kita memilih pendamping hidup seperti standar di atas. Agama baik, tapi status, fisik dan keturunan juga harus baik, dong. 

But, kita juga harus menilai diri kita sendiri. 
Intinya: berpijak pada realita lah! 

Apakah kita memang secantik Aisyah sehingga kita berhak mendapatkan Muhammad? Kalau iya, okeylah. Kalau
tidak? Maka kita hanya seperti anak-anak belasan tahun yang hidup di dunia mimpi. Kembalilah kepada niat:untuk apa kita menikah. Itu saja.

Akhirnya, saya jadi tahu kenapa ikhwah (akhwat-ikhwan) di daerah lebih cepat menikah daripada di Jakarta. Karena memang ikhwah di daerah tidak begitu pemilih.

Berkali-kali saya dihentakkan dengan berita seorang ikhwan yang melamar seorang akhwat yang berusia empat sampai lima tahun di atasnya. Padahal masih banyak
akhwat yang lebih muda dan lebih cantik yang bisa ia pilih. Atau seorang akhwat yang rela menikah dengan seorang ikhwan yang belum berpenghasilan tetap. Pada
akhirnya Allah jua yang mempermudah jalan mereka. Setelah menikah, bertubi-tubi tawaran bekerja datang kepada ikhwan yang telah menjadi suaminya itu.
Subhanallah!

Apa yang saya sebutkan di atas hanyalah contoh kasus. Saya yakin di Jakarta pun banyak ikhwah yang berpikir
dewasa sehingga ia mudah mendapatkan pasangan hidup. Saya sudah menemukannya, tapi memang saya lebih banyak menemukan yang masih lajang pada usia di atas 25 tahun. 

Dan di daerah pun ada ikhwah yang belum juga menikah padahal usianya terus menanjak. Entah apakah karena ia
belum dewasa atau karena hal lain. Tapi saya yakin, orang di daerah itu memang lebih dewasa karena pikiranmereka masih sederhana. 

Saya jadi ingin kembali ke daerah biar cepat dapat jodoh. Atau mungkin kita memang harus menjadi dewasadulu agar cepat mendapatkan jodoh ?


Penulis: Alia Hana (http://alhikmah.com/)








jadiiii...
kayanya..dan memang iyahh...
kedewasaan menjadi suatu jawaban kenapa dia belum datang juga...
dewasa ga harys terucap..
dewasa ga harus tertulis..
sifat dan pemikiran menjadikan kita sebagai seorang wanita dewasa...


semogaa...
secepatnya tiba..pemikiran wanita dewasa....
aminnn..aminnn...aminnn...

this is valentine dayssss...

valentine dayss...
apa yang special yahhh???
ga ada tuhh..
heheh..(ntah karena sirik ga gngerayain ntah karena apa)

Tapi ga ngaruh juga ah valentine days..
bukannya hari kasih sayang bisa kapan ajah...
jadiiii...tetep ga ngaruhhh..

huwaaa...
senengnya kalo ngeliatin film film yang roomantiss...
kaya hari kamisss kemarennn..
nonton ama nickyyy...

LOVE STORYY..
kisah cinta yang terbelenggu oleh aturan aturan adat..

ada yah kisah kaya gituuu...

ada yah cowo yang sayang banget ama cewenya..

ada yang perjuangan cinta yang sangaattttttttt tak mengenal putus asa..

hahah..
sampai anggi belum nemuin orangnya..
mungkin pertanyaan ini akan tetep sama..
ehehhehehe...

ntah kesalahan kebanyakan nonton ftv..
jadi terlalu banyak pegharapan yang indahhh...
hehehhe..
^,^

Selasa, 08 Februari 2011

nganggurr lagiii...

waaaaaahhhhh...
akhirnya merasakan nganggur lagiii.....
sediihh siiihhh...
tapi yah mau gimana lagiii...
Allah pasti punya rencanaa...


haaaaaaaa...
hembusan nafas panjang...
untuk memulai setiap harinya...
soalnya udah bingung mau ngapainnn....


dannn...
kondisi ini dperparah dengannn...
semakin berkurangnya temen yang single..

undangan-undangan mulai memnuhi dinding pesbuk
undangan-undangan mulai banyak dikirimm
kapan dari anggi buat mereka yahhh...


hanya bisa pasrah dan berdoa..
semoga 
suatu saat nanti yang terbaik..
pada waktu yang indah..
aminnnn...